Kopi Kedelai Jadi Inovasi Desa Lauwon

Swara Luktim- Pecinta kopi tidak akan pernah menolak bila ditawari untuk mengkonsumsi minuman yang satu ini. Meski jenis minuman yang berkafein ini sudah banyak diketahui dapat menimbulkan dampak negatif untuk kesehatan, namun para peminatnya tak pernah henti untuk mengidolakannya. Bahkan, dengan rasanya yang khas, lebih menambah jumlah pengidola untuk tetap menggandrunginya. 
Kesempatan inilah yang dimamfaatkan oleh seorang kepala desa yang ada di wilayah kecamatan Luwuk Timur. Sebut saja Ali Lakilaha, kepala desa Lauwon yang kini berhasil membuat kreasi baru melalui kelompok masyarakarnya dengan menciptakan kopi berbahan dasar kacang kedelai. 
Berbekal pengalaman yang diperolehnya, ia berniat untuk mengembangkan produksi kacang kedelai yang ada di desanya untuk menjadi produksi baru. 
Dibantu 7 orang warga yang tergabung dalam kelompok industri rumah tangga (IRT), dirinya mencoba untuk mengolah kacang kedelai menjadi serbuk kopi. Dia menjelaskan, untuk cara pengolahannya sama persis dengan cara mengolah bijih kopi pada umumnya.
Yang perlu diperhatikan kata Ali, kacang kedelai harus dipilih dari biji kacang yang terbaik. Setelah itu, kacang kedelai dicuci bersih, lalu disangrai. Hasil sangrainya diblender halus lalu kemudian disaring dengan menggunakan alat penyaring yang banyak tersedia di pasar atau toko-toko terdekat. Hasilnya, bentuk dan wanginya sama seperti kopi yang biasa kita kenal. 
Akan tetapi, dari segi rasanya, jenis kopi yang satu ini memiliki rasa yang sedikit berbeda dari kopi pada umumnya. Maka dengan rasa kopi yang memiliki khas tersendiri, kopi kacang kedelai ini bisa dicampur dengan rasa tambahan sesuai dengan kesukaan kita.
Dia mencontohkan, setelah kopi itu sudah menjadi bubuk, kita dapat mencampurkannya dengan berbagai rasa menurut selera kita. Seperti, dicampur menggunakan susu bubuk atau bahan lainnya. 
Bagi penggemar kopi yang masih ragu dengan hasil kreasi itu,  sebaiknya tidak perlu khawatir. Sebab, kopi kedelai buatan kepala desa dan sejumlah masyarakat Lauwon sudah melalui uji lab di lembaga penelitian Universitas Muhamadiyah Luwuk bersama lembaga penelitian Universitas gajah Mada, dengan laporan hasil uji nomor 20030100381 dan sertifikat pengujian nomor 0036/01/VII/UNIV.PPT/2020.
Hanya saja, kopi kacang kedelai hasil inovasi kades bersama kelompok IRT-nya belum dapat dipasarkan secara luas. Mengingat, surat ijin produksi dari dinas terkait belum dikantonginya. Meski begitu, kopi yang sudah berhasil diolah, sudah dapat digunakan dan siap saji bila ada yang membutuhkannya. (Ir)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kades dan Warga Gotong Royong Bangun Pintu Gerbang Mesjid Nurul Huda Desa Lokotoy

Habbly Louto, Dari Kampung Berhasil Merumput Hingga Kancah Nasional

Pemdes Boitan,BPD dan Masyarakat Gelar Baksos Persiapan Lomba 9 K